Kependidikan
Berdasarkan Al-Qur’an
Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan atau pemimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. [1]Itulah
pengertian pendidikan secara umum. Jika dikaitkan dengan kata islam, menurut
Prof. Dr. Omar Muhammad At-Taumi Asy-syaibany pendidikan memiliki arti: proses
mengubah tingkah laku pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya,
dengan cara pegajaran dengan suatu aktifitas asasi berdasarkan islam..[2]
Didalam
al-qur’an ada bebrapa istilah mengenai pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
ᴥ Tarbiyah
Adalah konsep pendidikan terkait penumbuhan, pemeliharaan dan pengasuhan
terhadap potensi dan fitrah peserta didik menuju kesempurnaan yang dilaksanakan
secara bertahap.[3]
ᴥ Ta’lim
Adalah proses pemberian pengetahuan, pemahaman dan pengertian, dengan
kata lain proses transformasi ilmu.[4]
ᴥ Tadris
Proses pendidikan yang dilaksanakan secara sungguh-sungguh, sampai tuntas
dan harus memberikan efek perubahan yang nyata.[5]
ᴥ Tafaqquh
Proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuandan pemahaman yang
mendalam sehingga menghasilkan otoritas keilmuan (penciptaan keprofesionalan).[6]
ᴥ Tafaqqur
Proses pembelajaran dengan mengerahkan seluruh daya pemikiran atau belajar
dengan mengerahkan segenap potensi dan kekuatan akal.[7]
ᴥ Tadzkiyah
Proses pendidikan guna membersihkan atau mensucikan jiwa dari kebodohan
dan penyakit lahir dan batin.[8]
ᴥ Tadzkirah
Proses penyadaran untuk selalu mengingat Allah swt yang kaitannya dengan
pendidikan yaitu berusaha untuk selalu menjaga apa-apa yang sudah ia miliki
sebagai aplikasi mensyukuri nikmat.[9]
ᴥ Al-intizar
Proses pendidikan yang diwarnai dengan penelitian, meliputi pengamtan,
observasi, pengetahuan, pemahaman, organisir, perbandingan, penyamaan,
analisis, kesimpulan dan verivikasi.[10]
ᴥ Tadabbur
Proses pendidikan yang merefleksikan serta merenungi apa-apa yang sudah
dikerjakan.[11]
ᴥ Al-muwa’iz
Proses pendidikan dengan memberikan nasehat, peringatan untuk selalu
berbuat baik.[12]
ᴥ Al-ta’dib
Proses pendidikan sopan santun, budi pekerti, tata krama, moral dan
ahlakul karimah.[13]
Tema pokok pendidikan
Tema pokok pendidikan dalam
pendidikan islam adalah aqidah. Semua manusia adalah beragama dan mustahil
untuk tak bertuhan, meski ia mengatakan bahwa ia tak percaya dengan tuhan akan
tetapi ia tetap mempercayai dan membutuhkan zat adi kodrati(tuhan).[14]
Keimanan
merupan dasar fundamental yang sangat penting, sebuah bangunan tak akan berdiri
jika tak ada sebuah pondasi. Pondasi inilah yang berkedudukan sama denga aqidah.[15]
Iman kepada Allah termaktub dalam (QS. Al-iklas : 1)
Iman kepada malaikat termaktub dalam (QS. An-nisa : 136)
Iman kepada rosul termaktub dalam (QS. Al-a’raf : 158)
Iman kepada kitab-kitab termaktub dalam (QS. Al-syura : 17)
Iman kepada hari akhir termaktub dalam (QS. Al-an’am : 31)
Iman kepada takdir termaktub dalam (QS. At-talaq : 3)
Ada
dua materi yang sangat penting dalam pendidikan silam yaitu ibadah dan ahklak.
ᴥ
Segala kegiatan yang dilakukan
manusia atau seorang hamba terhadap tuhannya disebut akhlak, baik akhak
mahmudah ataupun akhlak madzmumah.[16]
ᴥ
Ibadah melakukan sesuatu dengan
landasan untuk mengiklaskan diri.[17]
o
Shalat merupakan ibadah yang hanya
ditujukan kepada Allah swt.
Hikmah dari
shalat adalah khusu’, mengembalikan kebugaran dan menetralkan fungsi tubuh.
o
Puasa jua merupakan ibadah yang
hanya Allah lah yang berhak menilainya.
Hikmah dibalik
perintah puasa adalah memberikan pelatihan untuk dapat mengendalikan nafsu,
mengendalikan emosi, meningkatkan solidaritas.
o
Zakat
Dengan zakat Allah
mendidik kita untuk menjadi orang yang kaya.
o
Haji
Ibadah haji
memberikan isyarat kepada kita untuk selalu mengingat Allah dan mengiklaskan
sebagian hartanya serta mengajarkan kepada kita untuk berfikir globlal..
Tujuan Pendidikan
Al-Qur’an
al-Karim yang didampingi oleh as-Sunnah memberi perhatian yang amat besar
terhadap pengertian tujuan dengan berbagai aspeknya yang terkait. Pembahasan
tentang tujuan ini dapat dijumpai dalam kajian tentang niyat dengan berbagai
aspeknya. Doktor Shalih bin Ghanam dalam disertasinya yang berjudul al-Niyat wa
Atsaruha fi al-Ahkam al-Syar’iyyah membahas istilah niyat dalam hubungannya
dengan kata al-iradah, al-qashdu dan al-azm, selain itu juga membahasa
istilah-istilah lainnya yang berdekatan artinya dengan niyat. Istilah-istilah
lainnya itu meliputi al-himmah, sya’a,
al-mail, hawa, syaha, dzann, ‘ann, raghaba, al-hajis dan al-khathir. Dengan demikian, terdapat 14
istilah yang berkaitan dengan niyat dalam hubungannya dengan tujuan.[18]
Istilah “tujuan”
atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah “tujuan” dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective
atau aim. Secara umum istilah-istilah
itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perbuatan atau yang
hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.[19]
Berdasarkan
beberapa ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang tujuan al-qur’an, diantaranya:[20]
QS.adz-dzariyat
ayat 56-58 : menjadikan insan yang taat terhadap Allah swt.
QS.ali-imron
ayat 102 : menanamkan aqidah atau keimanan dengan sebenar-benarnya iman.
QS.ar-rum
ayat 30 : menjadi seorang hamba yang hanif.
QS.al-an’am
ayat 162 : mendidik insan yang iklas.
QS.
Al-qalam ayat 4 : menjadikan pribadi yang berahlak mulia.
QS.al-baqarah
ayat 208 : berislam secara totalitas.
QS.al-furqan
ayat 63 : pribadi yang selalu rendah hati.
Pendidik
Didalam bahasa Inggris kita jumpai dengan kata teacher yang diartikan sebagai guru atau
pengajar, ada pula tutor yang berarti
guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah. Selanjutnya dalam bahasa Arab
dijumpai kata ustadz, mudarris, mu’allim,
dan mu’adib. Kata ustadz jamaknya asatidz yang berarti pula teacher
(guru), profesor (gelar
akademik), jenjang dibidang intelektual, pelatih, penulis dan penyair. Adapun
kata mudarris berarti teacher (guru), instructor (pelatih), dan lecturer
(dosen). Selanjutnya kata mu’allim yang
juga berarti teacher (guru), instructor (pelatih), trainer (pemandu). Kemudian kata mu’addib berarti educator (pendidik) atau teacher
in koranic school (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an).[21]
Adapun pengertian pendidik menurut Tafsir yaitu siapa saja yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik.
Selanjutnya ia mengatakan dalam Islam, orang yang paling bertanggungjawab
tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik itu sendiri. Tanggungjawab
itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan
bertanggungjawab mendidik anaknya. Kedua,
karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap
kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya
adalah sukses orang tua juga.[22]
Istilah
pendidik didalam al-qur’an antara lain:
Ulama
: orang yang memiliki ilmu, pakar dibidang apapun.
Rasikhuna
: seorang pakar ilmu.
Al-muzakki
: orang yang bersih jiwanya dan bertugas membersihkan jiwa-jiwa lain.
Ahli
dzikir : orang yang selalu mengingat Allah dan menjaga ilmu yang ia kuasai.
Al-muwaidz
: pemberi peringatan dan nasihat.
Ulul
al-bab : orang yanghatinya benar-benar sebagai dasar bertindak.
Uli
an-nuha : orang-orang yang menggunakan akalnya untuk bebuat kebaikan.
Peserta
didik
Orang
yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun
psikis.
*
QS. At-tahrim ayat 6 : diri
sendiri dan keluarga.
*
QS. Asy-syu’ara ayat 214 :
keluarga terdekat.
*
QS.at-taubah ayat 122 : kelompok.
*
QS. An-nisa ayat 170 : seluruh
umat manusia.
Tahapan
pendidikan
Pendidikan
pra-natal
Pendidikan yang
dilakukan sebelum adanya kelahiran. Dimulai dari pemilihan jodoh, fase
pernikahan kemudian kehamiln.
1. Pemilihan
jodoh
Saling mencintai,
memilih karena agamanya, sekufu, beriman, nasabya jauh, (gadis dan subur).
2. Pernikahan
Sunah rasul,
mewujudkan ketentraman, mendapatkan keturunan, memelihara pandangan, menjaga
kemaluan dan kemaksiatan.
3. Kehamilan
Selalu mendoakan
anaknya, makan dan minum, iklas dalam mendidik anak dan mendekatkan diri kepada
Allah swt.
Pendidikan
pasca natal
1. Pendidikan
dimasa bayi.
2. Pendidikan
dimasa kanak-kanak.
3. Pendidikan
dimasa remaja. QS.al-qiyamah : 26
4. Pendidikan
dimasa dewasa. QS.ali imran : 102
[15] Quraish Shihab,
Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhui atas pelbagai Persoalan Umat, cet. Ke-7,
(Bandung: Mizan, 1998), h.14
[17] Teuku Muhammad
Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul
Majid An-Nuur-3, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 4307
[19] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2008), h. 133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar