Selasa, 17 Desember 2013

teknik pemahaman peserta didik



BIMBINGAN KONSELING
DASAR-DASAR PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Dosen pengampu:
Muda’im, M. Si.

0.jpg

Disusun oleh:

Ayang Kurnia                       1167311

Program Studi Pendidikan Agama Islam

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN JURAI SIWO METRO
TP. 2013 - 2014



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga atas izinnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mandiri Bimbingan Konseling.
            Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Muda’im, M.Si., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Bimbingan Konseling.
2.      Kepada Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil.
3.      Rekan-rekanita yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya dalam penyelesaian malakah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaiaan tugas ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas yang akan datang. Mudah-mudahan tugas ini bermanfaat untuk kami tentunya dan pembaca pada umumnya.


                                   
Metro, 07 November  2013  



Penulis           


DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL                        i
KATA PENGANTAR                     ii
DAFAR ISI               iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang                 1
B. Rumusan masalah                        2
C. Tujuan dan Manfaat                   2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemahaman              3
B. Pengertian Peserta Didik                         3
C. Tingkatan Pemahaman Peserta Didik               4
D. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman                     4
E. Pentingnya Pemahaman bagi Konselor                         7
F. Cara Mengenal Peserta Didik                 8

BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan                       11

DAFTAR PUSTAKA                      12

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan melalui wawancara (face to face), oleh seorang ahli terhadap individu (klien) yang tengah memiliki masalah, dengan tujuan memfasilitasi individu tersebut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, kemudian mengambil keputusan atas masalah yang ada serta mampu merencankan masa depan lebih baik untuk menuju kesejahteraan hidup.
Hal yang sangat penting dalam memberikan bimbingan adalah memahami peserta didik secara keseluruhan, utuh dan radikal, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakangnya. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan bimbingan yang tepat dan terarah. Pemahaman akan peserta didik ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor. Pemahaman peserta didik adalah kunci utama konselor untuk mengambil keputusan dan tindakan.
Diagnosa, prognasi dan treatment itu dapat dilakukan dengan dasar mengetahui terlebih dahulu peserta didiknya yang tengah mengalami masalah. Dalam realitanya seorang konselor jarang mau memperhatikan sebegitu dalam pribadi dari seporang peserta didik. akibatnya, terkadang bimbingan yang diberikan oleh konselor tidak dirasa sesuai dengang yang diharapkan oleh peserta didik.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas mengenai “dasar-dasar pemahaman peserta didik”.


B.     Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian dari pemahaman peserta didik ?
2.         Apa saja dasar pemahaman peserta didik ?
3.         Apa pentingnya memahami peserta didik ?
4.         Apa saja teknik-teknik dalam memahami peserta didik ?
C.    Manfaat dan Tujuan
1.         memahami arti dari pemahaman peserta didik
2.         memahami dasar-dasar pemahaman peserta didik
3.         memahami pentingnya pemahaman tentang peserta didik
4.         memahami teknik-teknik dalam memahami peserta didik


























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman (understanding) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan dan mengeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.[1]
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing.[2]
Jadi pemahaman peserta didik adalah mengenali, memahami dan menyimpulkan atas seorang individu baik dari pertumbuhan dan perkembangannya. Mengenali diri peserta didik secara untuh, menyeluruh dan sistematis.
Pemahaman (understanding) pada pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, disebut pemahaman instruksional (instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa peserta didik baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, peserta didik pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Kedua, pemahaman relasional (relational understanding). Pada tahapan tingkatan ini, peserta didik (klien) tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tetapi dia juga tahu bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain.

B.     Dasar-Dasar Pemahaman Peserta Didik
Dasar memahami peserta didik, meliputi tiga aspek:

1.      Aspek psikologis
Aspek psikologis adalah sisi kejiwaan dari seorang peserta didik. aspek psikologis meliputi: mental, cara berfikir, emosi, moralitas, dan norma.

2.      Aspek fisiologis
Aspek fisiologis adalah kondisi jasmani dari peserta didik. fisiologis juga dapat diartikan sebagai jasmaniah seseorang. Aspek fisiologis meliputi: hereditas, kematangan dan kesehatan.
3.      Aspek sosiologis
Aspek sosiologis adalah interaksi yang terjadi didalam diri peserta didik, interaksi dengan teman, guru, orang tua dan masyarakat. Aspek sosiologis juga menyangkur pengaruh lingkungan dalam pembentukan karakteristik dari masing-masing peserta didik.
Aspek sosiologis ini meliputi: lingkungan mikro, lingkungan makro, motivasi, persaingan, kerjasama, ketergantungan dan keterkaitan.

Dengan tiga spek diatas, konselor harus mampu melihat dan memahami peserta didik itu secara utuh dan terperinci, sehingga pelaksanaan bimbingan kepada peserta didik itu memang benar-benar sesuai dengan maslah dan kebutuhan peserta didik. dengan aspek ini pula konselor dapat mempertimbangkan teknik apa, faktor apa, bagaimana sikap nya dan seperti apa harapan dari peserta didik dan apa yang sesuai untuk diberikan (bimbingan).

C.    Pentingnya Pemahaman tentang Peserta Didik
Dalam bimbingan dan konseling ada hal sangat penting untuk diketahui oleh seorang konselor, yaitu memahami peserta didik secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapi, keribadian, dan latang belakang pribadi dan kehidupannya.
Pemahaman tentang peserta didik ini lah yang nanti akan menjadi tolak ukur dan acuan seorang konselor dalam melakukan bimbingan. Dengan pemahaman akan pesera didik secara utuh, dapat berakibat pada ketepatan pengambilan keputusan dan tindakan bagi konselor itu sendiri. Konselor memberikan tindakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta taraf perkembangan peserta didik tersebut.
Jadi pemahaman tentang peserta didik ini sngat penting karena pemahaman ini digunakan sebagai acuan, pedoman dan tolak ukur pelaksanaan bimbingan agar bimbingan yang dilakukan tepat dan sesuai sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan sangat  baik.

D.    Teknik-Teknik Memahami Peserta Didik
Teknik atau cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data guna memahami peserta didik ada berbagai macam, yaitu:

1.    Wawancara
Adalah teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi itu dilakukan dengan dialog. Wawancara ada dua jenis. Pertma, wawancara langsung yaitu apabila data yang dikumpulkan diperoleh langsung dari individu yang bersangkutan. Kedua, wawancara tak langsung yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain. Tes ini dilakukan untuk mengungkap keadaan pribadi peserta didik.[3]
Sebagai teknik pengumpulan data, wawancara banyak memiliki keuntungan, yaitu:

a.         Teknik yang dapat mengungkap keadaan pribadi.
b.        Dapat dilaksanakan kepada setiap individu.
c.         Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca dan menulis.
d.        Dapat dilakukan secara serempak.
e.         Memngkinkan menghasilkan data yang banyak dan tepat.
f.         Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.

2.    Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik observasi merupakan teknik yang biasa dan simpel, tidak pula memerlukan keahlian yang luar biasa.
Beberapa keuntungan observasi sebagai teknik pengumpulan data, yaitu:
1)      Dapat digunakan untuk mengetahui aspek tingkah laku.
2)      Bagi observant teknik observasi lebih meringankan.
3)      Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa yang verbal sebagai alat untuk memperoleh data.
4)      Dengan observasi dapat diperoleh data gejala atau kejadian yang sebenarnya dan langsung.[4]

3.    Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan komunikasi dengan sumber data. Bila wawancara dilakukan dengan komunikasi langsung melalui dialog lisan, maka komunikasi dalam angket dilakukan dengan tertulis. Data yang di inginkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan tersebut secara tertulis.[5]
Beberapa keuntungan menggunkan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu:
a.       Dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data yang banyak namun hanya membutuhkan waktu yang singkat.
b.      Sejumlah responden menerima pertanyaan yang sama.
c.       Dengan angket responden dapat dengan leluasa mengungkapkan pendapatnya.
d.      Responden memiliki cukup waktu untuk menjawab pertanyaan.
e.       Subjektifitas dapat dihindari.

4.    Sosiometri
Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data tentang hubngan-hubngan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik.dengan teknik ini kita dapat memperoleh data tetang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosial.[6]

5.    Pemeriksaan kesehatan
Teknik pengumpulan data mengenai kondisi fisik dan kesehatan yaitu dengan memeriksa keadaan fisik dan kesehatan nya secara medis. Masalah kesehatan pemeriksaannya dilakukan oleh para ahli baik dokter dan perawat. Dan masalah selain medis, seperti tinggi badan, berat badan dan ciri-ciri fisik dapat dilakukan oleh guru yang berwewenang. [7]

6.    Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan tes yang amat penting dalam rangka memberikan bimbingan kepada peserta didik. Dengan hasil belajar yang dicapai kita dapat menetapkan jenis bimbingan yang diperlukan oleh peserta didik.[8]
7.    Tes psikologis
Tes psikologis digunakan untuk memperoleh data yang potensil, seperti inteligensi, bakat, minat, kepribadian, dan sikap. Tes psikologis tidak dapat dilakukan oleh semua orang, tapi harus oleh orang yang ahli dan berwenang. Tes-tes psikologi adalah tes yang sudah distandarisasikan, artinya sudah ditetapkan tingkat kebaikannya.[9]

8.    Biografi
Biografi atau riwayat hidup dan catatan harian dapat menjadi salah satu teknik pengumpulan data tentang peserta didik. murid disuruh mencatan sebagian tetang dirinya baik yang sudah dialami, sedang dialami dan masih menjadi cita-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam teknik ini adalah dengan meminta peserta didik membuat karanga yang menyangkut dirinya.













BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan:
1.        Pemahaman peserta didik adalah kemampuan untuk mengerti, menganalisa, membedakan dan menunjukkan sesuatu berdasarkan alur logis pemikiran masing-masing, dan bila dikaitkan dengan peserta didik berarti sejauhmana seorang konselor mengenal dan memahami peserta didik itu secara utuh dan menyeluruh.
2.        Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman peserta didik adalah aspek psikologis, aspek fisiologis dan aspek sosiologis.
3.        pemahaman tentang peserta didik ini sngat penting karena pemahaman ini digunakan sebagai acuan, pedoman dan tolak ukur pelaksanaan bimbingan agar bimbingan yang dilakukan tepat dan sesuai sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan sangat  baik.
4.        Teknik atau cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data guna memahami peserta didik ada berbagai macam, yaitu:
a.       Wawancara
b.      Observasi
c.       Angket
d.      Sosiometri
e.       Pemeriksaan kesehatan
f.       Tes hasil belajar
g.      Tes psokologis
h.      biografi
DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1997.
B. Suryo Subroto, Dasar-Dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Prima Karya, 1988.
Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan dan penyuluhan disekolah (guidance dan counseling), bandung: ilmu, 1975.



[1]  M. Atwi Suparman, Desain Intruksional, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 80
[2]  Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1997), h. 79
[3] Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan dan penyuluhan disekolah (guidance dan counseling), (Bandung: Ilmu, 1975), h. 50

[4] Ibid., h. 51
[5] Ibid., h. 55
[6] Ibid., h. 56
Ibid., h. 60
[8] Ibid., h. 61
[9] Ibid., h. 63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar