.
Penelitian Dasar dan Terapan
Penelitian Dasar (Basic Research). Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu
karena ada perhatian atau keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas.
Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan kepraktisan atau titik terapan.
Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan
pengertian-pengertian atau hubungan-hubungan. Pengetahuan umum ini
untuk memecahkan masalah-masalah praktis, jadi tidak memberikan jawaban yang
menyeluruh untuk tiap masalah tersebut.
Penelitian Terapan (Applied Research/Practical Research) Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan
terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan
segera pada keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu
penemuan yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah
ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan
masyarakat serta untuk memperbaiki praktek-praktek yang ada. Penelitian terapan
diharapkan hasilnya diperoleh dalam waktu dekat/secepatnya, karena bila
penelitiannya cukup lama maka diragukan hasilnya sudah kadaluarsa.
2.
Kualitatif dan Kuantitatif
Dalam
pengertian paling sederhana, data kuantitatif melibatkan angka-angka,
sedangkan data kualitatif melibatkan kata-kata. Tetap ini perbedaan yang
sangat sederhana dan ringkas. Metode kualitatif dan kuantitatif
berbeda pada tujuan penelitian masing-masing, metode penelitian yang
digunakan peneliti, peran peneliti dan tingkat yang mungkin disamaratakan.
Penelitian
kuantitatif pada umumnya mendasarkan penelitiannya atas fakta yang dipercaya
dan perasaan yang dapat dipisahkan. Dimana dunia merupakan fakta yang dapat
ditemukan. Penelitian kualitatif, pada sisi lain, berasumsi bahwa dunia itu
terdiri dari berbagai kenyataan, secara sosial dibangun dengan pandangan
individu yang berbeda pada situasi yang sama. Ketika terdapat suatu penelitian
yang tepat, peneliti kuantitatif mencari dan menetapkan hubungan antara variabel
dan kadang-kadang menjelaskan penyebab dari hubungan itu. Penelitian
kualitatif, pada satu sisi, lebih terkait tentang pemahaman situasi dan
peristiwa dari sudut pandang seseorang. Maka seseorang cenderung untuk terlibat
secara langsung dalam proses penelitiannya sendiri.
Penelitian
kuantitatif telah menetapkan secara luas langkah-langkah umum untuk memandu
peneliti dalam melaksanakannya. Penelitiaan kualitatif cenderung dirancang
menjadi presstablished. Peneliti kualitatif lebih banyak mempunyai exibilas
didalamnya, kedua-duanya menggunakan strategi dalam penelitian mereka secara
keseluruhan. Kedua penelitian itu cenderung dirancang untuk muncul selama
penelitian. Peran peneliti yang paling sering dalam penelitian kuantitatif
adalah sebagai seorang peninjau yang bebas, sedangkan peneliti kualitatif
cenderung terlibat langsung dalam situasi penelitian yang dilakukan. Jenis
tradisi belajar yang kuantitatif adalah eksperimen, untuk kualitatif adalah
etnografi.
Akhirnya,
kebanyakan peneliti ingin menetapkan penyamarataan yang melebihi situasi
tertentu dengan segera. Peneliti kualitatif, pada sisi lain, sering tidak
mencoba untuk menyamaratakan situasi tertentu diluar, tetapi sering meminta
penilaian kepada pembaca. Ketika disamaratakan, penyamarataan pada umumnya pada
lingkup yang terbatas.
Banyak
perbedaan yang telah diuraikan, tentu saja itu tidak mutlak. Kadang-Kadang
peneliti akan menggunakan kedua-duanya pendekatan kualitatif dan kuantitatif di
dalam studi yang sama. Penelitian seperti ini dikenal sebagai mixed-methods
research. Keuntungannya adalah dengan menggunakan berbagai macam
metode, pengumpulan dan penelitian dari data yang berbeda akan lebih baik di
bandingkan hanya menggunakan satu metode.
Metode
penelitian campuran adalah metode penelitian yang menggunakan 2 jenis
penelitian yakni kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian yang sama.
Manfaat dengan menggunakan ke 2 jenis penelitian, peneliti mampu mengumpulkan
dan menganalisis lebih banyak jenis data.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat di diuraikan bahwa : Penelitian
metode campuran merupakan pendekatan
penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan
bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing)
kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar
mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi
dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif (bersamaan) sehingga
kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian
kualitatif dan kuantitatif.
B. Jenis
Penelitian Pendidikan
Secara umum ada beberapa metodologi
yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan antara lain:
1.
Penelitian eksperimental
2.
Penelitian korelasional
3.
penelitian kausal komparatif
4.
Penelitian survey
5.
Penelitian etnografi
6.
Penelitian historis
7.
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Eksperimental
· Merupakan
penelitian yang paling mendekati metode ilmiah
· Peneliti
memberikan perlakuan yang
berbeda pada dua kelompok, dan
kemudian mempelajari efek perlakuan. Hasil dari
penelitian ini mempunyai interpretasi yang jelas dan lugas
· Misalnya:
Seorang guru fisika ingin mengetahui metode
mengajar manakah yang efektif untuk
mengajarkan konsep yang abstrak
(misalnya usaha dan energi). Maka
ia dapat merancang
suatu penelitian
untuk membandingkan efektivitas
dari dua macam metode
mengajar untuk meningkatkan pemahaman siswa. Metode mengajar yang
digunakan ini disebut Variabel bebas atau variabel
perlakuan (misalnya metode
inkuiri dan praktikum). Variabel ini tidak dapat dikuantifikasi
langsung, namun kedua metode ini diuji efektivitasnya melalui tes hasil
belajar siswa untuk konsep usaha dan energy
tersebut. Nilai tes yang dicapai
siswa disebut variabel tak
bebas (dependent variable).
Dalam eksperimen yang sederhana ini ada
dua metode yang kontras untuk dibandingkan
satu sama lain. Dalam hal ini diperlukan
pula variabel pembanding atau pengendali yang
disebut extraneous variable, misalnya
tingkat kemampuan siswa, usia, jenjang kelas, bahan ajar, dan
karakteristik guru, yang dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar selama
berlangsungnya investigasi.
Metode ini juga menghendaki adanya kesamaan
dalam cara pengelolaan kelas selama
periode waktu tertentu, dan kesamaan
bahan ajar pada kedua kelompok, kesamaan
usia, dan jenjang kelas siswa.
Penelitian Korelasional
· Tujuan
penelitian ini adalah menentukan hubungan antara dua variabel atau lebih.
· Misalnya:
Seorang guru fisika ingin mengetahui
individu yang bagaimana yang sering
mengalami kesulitan dalam mempelajari kinematika.
Bila kita dapat memprediksi secara
tepat, maka kita dapat
menganjurkan saran koreksi terhadap
guru tersebut untuk menggunakan metode
tertentu, sehingga anak senang belajar kinematika.
Untuk itu kita perlu mengumpulkan sejumlah
informasi yang diperkirakan ada kaitannya dengan
konsep kinematika seperti kinerja siswa
dalam tugas logik mempelajari
konsep kinematika (kemampuan
menghitung, pemahaman konsep kinematika, memecahkan
soal-soal), kemampuan verbal, kebiasaan belajar, pengalaman siswa dalam
belajar fisika atau pengalaman dengan guru
fisika, dan informasi lain yang menyebabkan
adanya siswa yang senang pelajaran
kinematika, dan siswa yang
membenci pelajaran kinematika.
· Penelitian
korelasional bertujuan
untuk menyelidiki hubungan yang
bermakna. Oleh karena itu dalam
penelitian ini diharapkan tidak
ada intervensi atau manipulasi yang
dapat mempengaruhi hasilnya, kecuali instrumen
penelitian yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
Sampel haruslah individu yang sama
Penelitian Kausal Komparatif
· Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki akibat dari
perbedaan diantara kelompok atau orang-orang.
· Misalnya
guru ingin membandingkan apakah hasil belajar
siswa dari keluarga dengan orang tua
tunggal (single parent) lebih buruk dari
pada siswa dari keluarga utuh. Untuk
menyelidiki hal ini, guru harus memilih
secara sistematis dua kelompok siswa (orang
tua tunggal dan orangtua lengkap) – yang sesungguhnya (bukan
manipulasi)
Setelah itu guru membandingkan hasil
belajar mereka. Setelah nyata
berbeda, guru tidak boleh
segera menyimpulkan bahwa situasi
keluarga mempengaruhi prestasi belajar siswa,
sebab masih ada factor lain yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
· Interpretasi
dari penelitian kausal komparatif adalah terbatas,
karena peneliti tidak boleh menyimpulkan bahwa faktor tertentu
dapat mempengaruhi tingkah laku yang diobservasi.
Dalam contoh ini, guru tidak mengetahui (1)
bahwa perbedaan prestasi mungkin disebabkan
karena situasi rumah (2) status orangtua juga dapat menyebabkan
perbedaan prestasi (3) adanya
faktor lain yang berpengaruh.
Penelitian Survei
· Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh data yang
menentukan sifat spesifik ndari suatu kelompok.
· Misalnya
seorang kepala sekolah ingin mengetahui dampak dari kebijakan
administrasi yang dilakukannya. Apakah siswa
suka atau tidak suka
terhadap kebijakannya? Kebijakan mana yang paling disukai, dan yang
paling tidak disukai.
· Suatu
survey deskriptif perlu
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang dikemas
dalam bentuk kuesioner atau angket untuk sejumlah
besar responden atau individu, melalui
surat, telepon, e-mail, sms,
atau diberikan langsung. Jika
menghendaki jawaban langsung dari
responden, dapat melalui
wawancara. Jawabannya kemudian ditabulasi,
umumnya dalam bentuk frekuensi atau persentase dari setiap
jawaban pertanyaan.
· Kesulitan
penelitian survey adalah (1)
ada keraguan terhadap jawaban yang
diberikan; apakah murni/jujur, tidak
asal-asalan (2) pengembalian
semua kuesioner secara lengkap agar dapat dianalisis dengan benar.
· Manfaat
dari penelitian survey adalah
kemungkinan memperoleh sejumlah informasi dari sampel besar
· Jika
peneliti mengharapkan jawaban yang lebih rinci, maka dapat dilakukan melalui
wawancara. Keuntungan wawancara adalah dapat
membuat pertanyaan terbuka (melalui
daftar pertanyaan), sehingga dapat diperoleh
jawaban yang rinci dan mendalam.
Penelitian Etnografi
· Penelitian
etnografi merupakan salah satu penelitian kualitatif. Penelitian etnografi
adalah penelitian berhubungan pada dokumentasi atau gambaran kegiatan seseorang
setiap hari, atau menggunakan observasi dan interview.
· Misalnya:
Bagaimana cara guru olahraga mengajarkan
suatu materi? Apa yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan rutin
sekari-hari? Apa yang dilakukan oleh siswa setiap hari? Kegiatan apa yang
dilakukan setiap hari?
· Untuk
memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas, maka peneliti dapat
melakukan ethnographic research, yang menekankan
pada dokumentasi dan gambaran kegiatan atau apa yang
dialami oleh individu, melalui observasi dan interview. Sebagai contoh, dapat
dilakukan di suatu kelas di SD, di mana peneliti melakukan observasi atas
kegiatan guru dan siswa secara
penuh, utuh, dan kemudian mendeskripsikannya
secara sangat rinci. Deskripsi ini merupakan “potret”
dari suasana sosial di kelas tersebut; pengalaman intelektual
dan emosional siswa; cara guru menghadapi siswa dari
berbagai ras, etnik, jenis kelamin, kemampuan. Bagaimana
peran siswa dan guru di kelas dipelajari,
dimodifikasi, dan dimunculkan sebagai hal yang unik, pertanyaan guru,
pertanyaan siswa dan sebagainya
Penelitian Sejarah
· Penelitian
ini berkaitan dengan aspek yang terjadi di masa lalu. Data
diperoleh melalui penelitian dokumen, atau
wawancara dengan individu yang hidup pada
masa itu. Penelitian ini berupaya untuk
merekonstruksi setepat mungkin tentang apa yang
terjadi pada masa itu dan menjelaskannya.
· Misalnya,
Seorang koordinator kurikulum di sekolah, ingin mengetahui tentang argumentasi
yang terjadi di masa lalu tentang kurikulum kelas 12.
Untuk itu ia harus membaca berbagai hasil
penelitian sosial dan teori kurikulum yang
kemudian perlu diperbandingkan
Penelitian Tindakan kelas
· Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) bersifat
situasional, berkaitan dengan mendiagnosis masalah
dalam konteks tertentu, misalnya masalah di kelas
atau di sekolah. Masalah berangkat dari praktek pembelajaran
sehari-hari yang benar-benar dirasakan oleh guru
atau siswanya. Kemudian diupayakan penyelesaiannya
demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa,
profesi guru, dan mutu sekolahnya dengan
jalan merefleksi diri sebagai praktisi dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya dan sekaligus secara
sistematik meneliti praksisnya sendiri.
· Penelitian
tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara
guru dengan siswanya, bersifat “self evaluative‟
yaitu modifikasi praksis yang dilakukan secara
kontinyu dan dievaluasi dalam
situasi yang terus berjalan di samping
memperbaiki praksis pembelajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar